Minggu, 21 Agustus 2016

Budidaya Tanaman Lada Panjat dan Lada Perdu Praktis dan Mudah

Lada (piper nigrum) adalah salah satu jenis bumbu-bumbuan utama. Secara tradisional, lada hitam dan lada putih dipakai sebagai bumbu dapur. Biji kecil yang memberikan rasa pedas yang khas ini misalnya dipakai pada makanan sup. Selain sebagai bumbu masakan, lada juga banyak dipakai sebagai bahan obat tradisional. 

Dewasa ini, lada juga dipakai sebagai bahan pembuat parfum. Parfum yang memakai minyak atsiri lada akan lebih awet harumnya. Minyak atsiri lada ini umumnya dipakai pada parfum berkelas, karena minyak atsiri ini mahal harganya. 

Tanaman lada dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 3 sd 1.100 mdpl, dengan ketinggian ideal 5-700 mdpl. Iklim yang baik antara lain : curah hujan 2.200-5.000 mm/tahun, suhu udara 20-35 derajat Celcius, kelembaban udara 60-93 persen, dengan musim kemarau 2-5 bulan. Tanaman lada membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhan dan pembesaran buah, juga membutuhkan suhu udara yang tingi untuk proses pematangan buah.


Di Indonesia, beberapa varian lada yang banyak ditanam petani misalnya : lada korinci, jambi, sahang bangka, bengkayang, lampung daun kecil, lampung daun lebar, natar 1, natar 2, petaling 1, petaling 2, chunuk,ciinten, panniyur 1, panniyur 2, lanjak dan lainnya.  

Sepanjang pengalaman dan pengamatan penulis, varian tidaklah terlalu penting. Yang lebih penting adalah perawatan. Varian lada apapun yang ditanam, bila dirawat dengan baik, maka akan memberikan hasil yang baik pula.


Bertanam lada membutuhkan kesungguhan, tidak bisa asal-asalan. Jika berniat membudidayakannya, maka sebaiknya pahami terlebih dahulu teknik budidayanya. Tanamlah lada, lalu belajarlah lagi dari tanaman itu.
  
Langkah-langkah budidaya lada panjat :

Kegiatan sebaiknya dilakukan di awal musim hujan.

 1. Buat lubang tanam ukuran 30x30x30 cm jika lahan termasuk tanah gembur dan ukuran 40x40x40 cm jika tanah termasuk tanah keras atau padat. Jarak lubang 2,5 meter (Timur-Barat) x 2 meter (Utara-Selatan) pada lahan sempit (populasi 2.000 titik tanam/ha) dan jarak tanam 3x2 pada lahan di atas 1 ha (populasi 1666 titik tanam/ha). Di sudut sebelah Barat dalam lubang, 20 cm dari tepian lubang tanam, buat lagi lubang untuk tiang panjat beton sedalam 30 cm. Ukuran lubang tiang panjat disesuaikan dengan besarnya tiang panjat beton. Biasanya berbentuk bulat dengan diameter 3-4 inch, karena tiang beton dibuat dengan cetakannya adalah pipa paralon diameter 3-4 inch setinggi 3 meter. Setiap tiang beton berisi 1 batang besi beton diameter 10 mm untuk memperkuatnya. Pengunaan tiang beton memang agak mahal awalnya, tetapi dapat dipakai selama puluhan tahun. Namun begitu, penggunaan tiang beton memiliki kelemahan yakni tidak membantu memberi asupan air pada tanaman lada di musim kemarau. Karena itu, di daerah yang kemaraunya keras dan panjang, serta petani tidak sanggup melakukan penyiraman, maka sebaiknya dipakai tiang panjat berupa kayu hidup. Tiang panjat berupa kayu hidup modalnya lebih murah, membantu tanaman lada mendapatkan asupan air pada musim kering, tetapi harus dipangkas setiap 4-6 bulan. Pemangkasan tunas tajar selalu pada titik yang selevel, agar tiang panjat atau tajar tidak bertambah tinggi seiring waktu. Alat pangkas biasanya berupa arit (sabit) kecil tajam yang diberi galah bambu. Beberapa petani tradisional di Bangka Belitung masih mengunakan tajar kayu mati. Hal ini kurang kami rekomendasikan karena petani harus mengganti tajar setiap 5-6 tahun, yang mana proses penggantian tajar model begini tidaklah mudah.


2.Masukkan tiang beton, padatkan sisi lubang galiannya. Atau tanamlah tongkat kayu hidup berjarak 40 cm ke arah Barat dari titik tanam lada. Diameter tongkat kayu minimal 5 cm, tinggi 330 cm, tertanam 30 cm. Jika tidak mendapatkan tiang setinggi 330 cm, maka bisa juga dipakai tiang tajar hidup yang setinggi 230 cm. Setelah tumbuh, maka potonglah tunasnya di ketinggian 300 cm dari atas permukaan tanah. Jenis kayu hidup misalnya dadap, gamal (glirisidia-kayu air), kapuk randu (kabu-kabu), sengon, lamtoro (petai cina) atau lamtoro gung.  Tongkat kayu yang masih basah dan segar ini akan tumbuh, berakar, hidup dan bertambah besar untuk seterusnya. Campur ¾ tanah galian dengan 5 kg pupuk kandang matang, 2 kg dolomit, 10 gram nematisida (bahan aktif karbofuran, merk Furadan 10G atau Marshall 10G atau lainnya) dan 200 gram pupuk NPK. Masukkan ke dalam lubang, biarkan 7 hari. Urukan akan membentuk bukit kecil di atas lubang tanam. Buat parit irigasi jika lahan bertipe datar dan ada sejarah genangan air. Tanaman lada tidak tahan terendam air. Lada juga tidak bisa ditanam di lahan rawa atau gambut. 

3.Buka polibag pembungkus bibit lada. Tanam dua batang bibit lada yang sudah disiapkan di bagian tengah bukit lubang. Antara satu bibit dengan bibit lainnya berjarak 15 cm. Posisi bibit tidur dengan akar lekat ke arah bawah. Kedalaman penanaman hingga tanah polibag tenggelam sedalam 7-8 cm. Ciri bibit lada yang baik, harus sudah memiliki akar yang cukup. Arahkan ujung batang bibit lada ke tiang. Siram secukupnya jika tanah kering. Beri pelindung/peneduh berupa daun lalang/kelapa/rumbia yang diikatkan ke tiang panjat atau pelepah sawit yang ditancapkan ke tanah hingga tanaman terlindung dari sengatan panas matahari secara frontal. Kami menggunakan dua potong pelepah daun sawit di sebelah Barat dan dua lagi di sebelah Timur. Pelindung dibiarkan hingga hancur sendiri. Sisa tanah galian dapat dibumbunkan ke sekeliling bukit kecil tetapi jangan ke atasnya.  

3.Buka polibag pembungkus bibit lada. Tanam dua batang bibit lada yang sudah disiapkan di bagian tengah bukit lubang. Antara satu bibit dengan bibit lainnya berjarak 15 cm. Posisi bibit tidur dengan akar lekat ke arah bawah. Kedalaman penanaman hingga tanah polibag tenggelam sedalam 7-8 cm. Ciri bibit lada yang baik, harus sudah memiliki akar yang cukup. Arahkan ujung batang bibit lada ke tiang. Dua ruas bibit lada harus terlihat atau tidak tertimbun tanah. Ini berarti, yang tertimbun tanah ada 4-5 ruas.Siram secukupnya jika tanah kering. Beri pelindung/peneduh berupa daun lalang/kelapa/rumbia yang diikatkan ke tiang panjat atau pelepah sawit yang ditancapkan ke tanah hingga tanaman terlindung dari sengatan panas matahari secara frontal. Kami menggunakan dua potong pelepah daun sawit di sebelah Barat dan dua lagi di sebelah Timur. Pelindung dibiarkan hingga hancur sendiri. Sisa tanah galian dapat dibumbunkan ke sekeliling bukit kecil tetapi jangan ke atasnya.  

4.Jika pertumbuhan tanaman lada sudah mencapai tiang panjat dan berlebih tiga ruas, maka buat parit kecil di tanah antara titik tanam dengan tiang panjat, lalu benam/tanamkan ruas batang yang menjalar itu. Ini akan menambah perakaran pada tanaman lada. Lalu ikatlah batang/sulur yang tersisa dengan tali rafia (tali plastik) ke tiang panjatnya. Titik pengikatan dibuat di ruas lada, agar akar lekat jadi rapat ke tiang panjat dan bisa cepat melekat ke tiang panjat. Tanaman lada tidak akan mau bercabang dan kemudian menghasilkan cabang produksi jika akar lekatnya belum melekat ke tiang panjat. 

5.Potong ujung tanaman lada sepanjang satu ruas saat panjang batang sudah mencapai 1 meter dari titik tanam atau 60cm dari permukaan tanah, agar terjadi percabangan. Potong kembali setiap percabangan saat cabang sudah sepanjang 50 cm sampai didapat lima percabangan. Buang semua sulur yang merambat ke tanah dan semua sulur gantung yang menjuntai ke arah bawah, jika ada. Sulur rambat (sulur cacing) dan sulur gantung tidak akan menghasilkan buah. Pengikatan batang lada dilakukan jika dianggap perlu. 

6.Buang semua bunga/calon buah pertama. Buah pertama yang dibiarkan membesar bisa mengurangi produksi buah lada di masa depan. 


7.Pemupukan rutin lihat tabel berikut. 



Umur
(bln)
Pupuk makro (gram/pohon)
Urea
SP 36
KCl
3-4
35
15
20
4-5
55
50
55
5-6
70
75
70
 Dst setiap 2 bulan
80
120
100




Adapun pupuk organik berupa pupuk kandang atau pupuk kompos matang fermentasi diaplikasikan sebanyak 5 kg per titik tanam per empat bulan. Pupuk organik diberikan dengan cara ditumpuk saja di satu sisi tengah perakaran tanaman lada. Pupuk organik yang ditabur akan cenderung mengering dan mengeras hingga sulit terurai.

Penambahan pupuk mikro berupa pupuk daun yang disemprotkan sangat dianjurkan. Interval penyemprotan pupuk daun setiap 2 bulan juga. Bisa pakai pupuk Gandasil A untuk lada belum produksi dan Gandasil B untuk lada sudah produksi. Dosis lihat kemasan. Bisa juga mengunakan pupuk mikro merk lainnya. Larutan pupuk sebaiknya dilengkapi dengan perekat/perata. Penyemprotan dilakukan pada sore hari mulai pukul 16.00.

Penanggulangan hama dan penyakit 
Penggerek Batang Lada (Lophobaris piperis)
 Penggerek batang lada (Lophobaris piperis) merupakan hama yang paling merugikan. Larvanya menggerek batang dan cabang. Gejala awal berupa layu dan daun menguning kemudian bagian yang digerek mengering dan mudah patah. Serangan berat dapat menyebabkan tanaman mati. Stadia dewasa menyerang pucuk, bunga, dan buah sehingga produksi dan kualitas buah menurun.
Pengendalian dengan aplikasi insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan  atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan aplikasi penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian aplikasi 5 hari sekali.  
Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti)
Hama pengisap bunga (Diconocoris hewetti) merusak bunga dan tandan bunga baik pada stadia nimfa maupun dewasanya. Gejala serangan ringan berupa kerusakan tandan, salah bentuk, dan buah menjadi sedikit. Bila serangan berat menyebabkan bunga rusak, tangkai hitam, dan bunga gugur.
Pengendalian dengan aplikasi insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan aplikasi penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian aplikasi 5 hari sekali.  
Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Hama pengisap buah (Dasynus piperis)
Hama pengisap buah (Dasynus piperis) aktif pada waktu pagi dan sore hari, sedangkan siang bersembunyi pada bagian dalam tajuk tanaman. D. piperis menyerang hamper di seluruh sentra lada di Indonesia dan menyebabkan kerusakan buah 14,72-36%. Hama ini merusak pada semua stadia pertumbuhan dengan cara mengisap cairan dari bunga, buah, pucuk muda, dan tangkai daun. Gejala kerusakan berupa bercak kehitaman pada buah, buah menjadi hampa. Dan buah muda berguguran sehingga tandan buah menjadi kosong.
Pengendalian dengan aplikasi insektisida sistemik berspetrum luas semisal Decis, Thiodan  atau Matador atau insektisida merk lainnya. Untuk pencegahan aplikasi penyemprotan insektisida sebulan sekali. Untuk pengendalian aplikasi 5 hari sekali.  
Aplikasi karbofuran juga sangat membantu.

Penyakit Kuning
Penyakit kuning disebabkan oleh keadaan yang kompleks berupa serangan nematoda (Radopholus similis dan Meloidogyne incognita), jamur parasit (Fusarium oxysporum), tingkat kesuburan tanah yang rendah, serta kelembaban atau kadar air tanah rendah. Penyakit ini banyak dijumpai di wilayah Bangka dan Kalimantan dan menyebabkan kehilangan hasil sebesar 80%. Penyakit kuning diawali serangan nematoda R.similis dan M.incognita, luka akibat serangan nematoda memudahkan F.oxysporum menginfeksi tanaman. Adanya serangan nematoda dan jamur juga menyebabkan tanaman peka terhadap kekeringan dan kekurangan unsur hara.
Gejala penyakit kuning terlihat di bagian tajuk dan akar permukaan tanah. Pertumbuhan tanaman yang terserang akan terhambat, daun kuning kaku, dan akar rusak. Pada stadium penyakit semakin tinggi daun akan mengarah ke batang, rapuh sehingga mudah gugur dan akhirnya tanaman gundul. Gejala serangan berupa kerusakan akar akibat serangan R.similis dan terdapat bintil-bintil akar (puru) akibat serangan M.incognita.
Pengendalian dengan kocor tanah fungisida bubur bordo atau Dithane M45 (20 gram campur 1 liter air kocor ke pangkal batang), tabur karbofuran 10 gram/batang setiap 3 bulan, dan menjaga asupan air serta unsur hara yang cukup. Penambahan dolomit 200 gram/6 bulan/batang juga akan membantu mencegah serangan jamur akar.

Pengendalian dan pengobatan juga dapat dilakukan dengan mengunakan pengendali hayati berupa aplikasi Gliocladium virens atau Trichoderma Harzianum. Di pasaran dijual dengan merk Super Tricho dan Super Glio. 

Penyakit Busuk Pangkal Batang
Penyakit busuk pangkal batang disebabkan oleh jamur patogen Phytophthora capsici, penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman dalam waktu singkat. Gejala khas dari penyakit ini berupa warna biru-kehitaman pada pangkal batang yang kadang disertai dengan terbentuknya lendir. Gejala pada daun berupa bercak hitam bergerigi seperti renda pada bagian tengah atau tepi daun. Gejala ini tampak jelas pada daun segar dan sulit diamati pada daun yang telah mongering atau pada gejala lanjut. Patogen ini juga menyerang buah-buah yang berada dekat dengan permukaan tanah sehingga buah menjadi berwarna hitam dan busuk.
Pengendalian dengan kocor tanah fungisida bubur bordo atau Dithane M45 (20 gram campur 1 liter air kocor ke pangkal batang), tabur karbofuran 10 gram/batang setiap 3 bulan, dan menjaga asupan air serta unsur hara yang cukup. Penambahan dolomit 200 gram/6 bulan/batang juga akan membantu mencegah serangan jamur akar.

Pengendalian dan pengobatan juga dapat dilakukan dengan mengunakan pengendali hayati berupa aplikasi Gliocladium virens atau Trichoderma Harzianum. Di pasaran dijual dengan merk Super Tricho dan Super Glio. 

Penyakit Keriting/Kerdil.
Penyakit keriting/kerdil disebabkan oleh virus seperti pepper yellow mottle virus (PYMV) dan cucumber mosaic virus (CMV). Penyakit ini tidak bersifat mematikan namun dapat menghambat pertumbuhan dan menyebabkan penurunan produksi. Penyakit kerdil ditandai dengan gejala daun muda berukuran kecil sampai keriting berwarna kuning pucat dan belang-belang. Ukuran buah lebih kecil dari buah normal dan serangan berat menyebabkan tanaman tidak berproduksi. Penyebaran penyakit dibantu oleh serangga vektor (kutu Aphis sp., Planococcus sp., dan Ferissia virgata), alat-alat pertanian yang dipakai pada tanaman sakit, serta bibit dari tanaman induk yang terserang.
Cabut dan bakar tanaman yang terserang virus. Kendalikan vektor (serangga penyebar virus) dengan menyemprotkan insektisida secara berkala. Cuci bersih dengan sabun semua pakaian dan peralatan tani sehabis digunakan pada area serangan virus.

Panen dan pasca panen untuk membuat lada putih.

Panen perdana pada umur 16-18 bulan.. Petik tangkai buah yang sepertiga butir buahnya sudah menguning/ memerah.

A.Untuk mendapatkan lada putih.

Buah lada yang baru dipetik dimasukkan dalam karung dan direndam dalam air selama 5-7 hari. Air rendaman diganti setiap hari. Sesudah direndam kemudian dibersihkan; bijinya dipisahkan dari kulitnya dan tangkai, dengan cara diinjak-injak. Setelah itu dijemur sampai kering kira-kira 2 hari lalu ditampi untuk memisahkan kulitnya. Tangkai buah dibuang secara manual. Biji lada lalu dijemur lagi 1-2 hari sampai kering. Tanda sudah kering adalah biji sudah keras dan jika dipecahkan akan keluar bunyi kemeretak. Biji lada lalu disimpan dalam karung untuk dijual saat harga sudah bagus. Biji lada kering tahan disimpan untuk masa 3 tahun. Penjemuran ulang dilakukan bila terjadi kelembaban pada biji lada. Biasanya setiap 6 bulan sekali.
Dari 100 kg buah lada segar masih bergagang, rata-rata diperoleh 34 kg biji lada putih kering.  

B. Untuk mendapatkan lada hitam.
Buah lada dipanen saat buah sudah tua namun belum ada yang kuning/merah. Umumnya umur 6-7 bulan sejak keluar bunga.  Buah lada setelah dipetik Iangsung dijemur dipanas matahari selama kira-kira 3-4 hari. Sambil menjemur buah lada dipisahkan dari tangkai-tangkainya.  Kemudian diayak sampai bersih untuk membuang pasir atau material lain yang terikut. Inilah lada hitam, yakni biji lada kering yang masih terbalut kulit buahnya. Lada hitam juga dapat disimpan atau dijual.
Dari 100 kg buah lada segar masih bergagang, rata-rata diperoleh 38 kg  lada hitam kering.  

Produksi.
Potensi hasil berkebun lada 1 hektar adalah 4 ton lada putih kering per tahun, pada tanaman lada berumur di atas 3 tahun. Hasil tersebut umum didapat oleh para petani di Thailand. Namun biasanya petani Indonesia hanya mendapatkan separuhnya. Karena teknik budidaya dan perawatan yang masih kurang. Perhatian dan bantuan  pemerintah kita kepada pertanian lada juga masih belum menggembirakan.

Hasil brutto = 2.000 kg lada x Rp.120.000 = Rp.240.000.000/tahun. Harga lada putih mencapai Rp.170.000/kg pada bulan puasa yang lalu, yakni pada tahun 2016. Harga lada hitam biasanya hanya 65-70% dari harga lada putih.

Bertanam lada sebenarnya sangat menjanjikan. Harga lada dari tahun ke tahun selalu stabil naik. Namun masih banyak petani yang enggan membudidayakannya karena rasa takut berlebihan, atau juga karena ketidak tahuan.

Ada pun menanam lada perdu nyaris sama caranya dengan menanam lada panjat. Hanya lada perdu tidak membutuhkan tiang panjat. Lada perdu juga tidak membutuhkan pemotongan batang di waktu tanaman masih muda, karena lada perdu akan bercabang banyak dengan  sendirinya. Lada perdu juga tidak menghasilkan sulur gantung dan sulur tanah, sehingga tidak membutuhkan perompesan/pemangkasan. Selain itu, lada perdu lebih cepat panen, umumnya pada umur 12 bulan sesudah tanam.

Kelemahan lada perdu adalah harus ditanam lebih rapat, jarak tanam 1x2 meter (populasi 5.000 batang/ha) agar produksinya dapat mendekati produksi lada panjat. Selain itu tanaman lada perdu juga lebih rentan penyakit akibat jamur, karena bentuk pohonnya yang rimbun dan seperti merayap di tanah. Hal ini membuat bagian bawah tanaman lada perdu lebih lembab, hingga jamur lebih mudah tumbuh berkembang. Sebagian petani mengatasinya dengan cara membuatkan para-para/anjang-anjang dari kayu/bambu hingga batang dan cabang lada perdu tidak langsung menyentuh tanah. Ada pula yang memberi alas berupa susunan batu bata berjarak 10-15 cm.

Bertanam lada. Perdu atau panjat, akan memberikan hasil yang cukup banyak buat petaninya. Sekarang tergantung kita, apakah mau ikut ambil bagian atau tidak.

***
 Jual Bibit Lada Perdu dan Lada Panjat di Sumatera Utara

Saya, Muhammad Isnaini alias Bang Pilot, alamat di Dusun 3 Desa Petatal, Lima Puluh, Batu Bara, Sumut, Jalan Lintas Medan-Kisaran km. 130, depan Puskesmas Petatal, dekat SPBU 14-212-216 Petatal Batu Bara, menjual bibit lada perdu dan lada panjat. Asal stek batang. Siap tanam. Harga bibit lada perdu rp.8.000 dan lada panjat  rp.7.000 perbatang.  Harga nett dan belum termasuk ongkir.
HP.0813 7000 8997. Stok 6.000 batang.
Pembeli sebaiknya datang langsung.
Bisa juga dikirim ke daratan pulau Sumatera dan daratan pulau Jawa via bus/kargo darat. Harga di luar ongkir. Jenis lada LDK (Lampung Daun Kecil) dan Bengkayang.
Harga lada putih saat ini (Agustus 2016) berkisar Rp.110.000-120.000/kg.
Umur mulai berbunga                    : 9 bulan
Bentuk buah                                   : bulat lonjong
Warna buah                                    : buah muda hijau tua, buah masak kuning kemerahan
Mulai berbunga s/d buah masak    : 196 hari
Panen Perdana                                :  16 bulan setelah tanam.
Rata-rata buah pertandan               : 73,52 butir
Persentase buah sempurna             : ± 48,46%
Potensi  hasil produksi                   : 3,86 ton lada putih kering/ha/tahun.
Ketahanan Penyakit                       : Agak tahan terhadap penyakit kuning, tahan terhadap
                                                           busuk  pangkal batang.

Saya juga adalah seorang penulis agrobisnis terverfikasi di Kompasiana dengan nama pena Bang Pilot dengan alamat url www.kompasiana.com/bangpilot

Website saya yang lain :

                    Bibit lada yang saya jual.



                    Bibit lada perdu.
          Tanaman lada panjat dengan tiang beton
                               Kebun lada perdu
 Anjang-anjang lada perdu.

                     a.sulur gantung. b.sulur tanah.